Selasa, 02 Juni 2009

KEUTAMAAN IBADAH SHOLAT

Sidang Jum’at yang berbahagia! Melalui mimbar khutbah Jum’at ini kami mengajak kepada hadirin sekalian, marilah kita meningkatkan taqwa kepada Allah SWT, dengan taqwa yang sebenar-benarnya, yakni dengan melaksanakan semua perintah Allah serta menjauhi segala larangan-Nya. Untuk mencapai kriteria taqwa antara lain kita laksanakan perintah sholat lima waktu sebagai pokok pangkal segala peribadatan dan segala bukti ketaatan seorang hamba kepada Khlaiqnya. Hadirin sidang Jum’at yang berbahagia! Seperti kita ketahui, bahwa tidak ada suatu perintah yang sangat dipentingkan oleh Al-Qur’an sebagaimana sholat ini. Al-Qur’an telah menyatakan kefardhuan sholat dengan berbagai susunan kata. Kadang-kadang dengan perintah tegas, dan terkadang dengan memuji-memuji orang sholat dan mencela orang yang meninggalkannya, sehingga dapat dipahamkan bahwa sholat itu adalah tiang agama Islam, juga sholat merupakan ibadah yang paling utama dari ibadah-ibadah lainnya, karena dalam ibadah sholat mengandung beberapa keistimewaan. Adapun beberapa keistimewaan sholat adalah sebagai berikut: 1. Sholat merupakan tiang agama: sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw: “Sholat itu tiang agama. Barangsiapa yang mendirikan sholat, sungguh ia telah mendirikan agama; dan barangsiapa yang meninggalkan sholat, sungguh ia telah meruntuhkan agama” (HR. Baihaqi) 2. Sholat lima waktu difardhukan dimalam mi’raj Seluruh fardhu dan ibadah lain selain ibadah sholat, diperintahkan oleh Allah SWT kepada Nabi melalui malaikat Jibril. Hanya sholat sendirilah yang diperintahkan secara langsung oleh Allah kepada Nabi Muhammad Saw yaitu pada saat beliau mi’raj ke langit. Hal ini menunjukkan bahwa sholat adalah suatu ibadah yang laur biasa dan istimewa. 3. Sholat merupakan akhir wasiat Rasulullah Saw: Sewaktu beliau akan meninggalkan dunia yang fana ini, beliau berwasiat yang terakhir kepada kita para Umatnya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Ahmad: “Adalah di antara akhir wasiat Rasulullah Saw ialah tetaplah kamu memelihara shalat dan tetaplah kamu berbuat baik kepada hamba sahayamu” 4. Sholat merupakan permulaan amal yang dihisab di akhirat kelak dan merupakan akhir ibadat yang ditinggalkan umat di Dunia. Bersabda Nabi: “Amalan yang mula-mula dihisab dari seorang hamba di hari kiamat ialah sholat. Jika sholatnya diterima, maka diterimalah amalan-amalan yang lain, jika sholatnya ditolak, maka ditolaklah amalan-amalan yang lain. (HR. Tabrani). 5. Sholat paling utamanya Syi’ar Islam dan sholat merupakan tali perhubungan yang paling kuat antara hamba lansung dengan Allah SWT sang Pencipta Sekalian Alam. Sidang Jum’at yang berbahagia! Di samping beberapa keistimewaan dalam ibadah sholat, juga mengandung beberapa hikmah, antara lain dalam suatu hadits ada keterangan : Asholatu Mi’rajul Mu’minin” sholat itu adalah mikrajnya (tangga)nya kaum mukmin. Dengan menggunakan tangga itu umat islam bias meningkat, yaitu bertambah kuat keimanannya dan bertambah tinggi nilai rohaninya, juga sholat bisa menjadi pendorong ke arah kemajuan di dunia. Marilah kita renungkan hikmah apa yang terkandung dibalik ibadah sholat itu. Sebelum kita melakukan sholat, kita wajib berwudu dulu, dan wajib bersih dari segala najis baik yang ada pada badannya, pakaiannya, dan tempat yang akan digunakan sebagai tempat sholat. Perintah ini mendorong umat islam untuk hidup sehat dengan meningkatkan kebersihan dan kesehatannya. Sholat dilakukan pada waktu tertentu, tidak boleh dilakukan pada sembarang waktu, oleh karenanya diperlukan alat pengukur waktu. Dengan demikian umat islam mahir dalam hal mengukur waktu. Dan yang lebih penting melalui dorongan ibadah sholat ialah dapat membentuk manusia paripurna yang berbudi luhur dan berakhlak mulia, karena fungsi sholat adalah sebagai benteng dari perbuatan maksiat, keji, dan munkar, sebagaimana Firman Allah SWT: “dan dirikanlah sholat, karena sholat dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar” (QS. Al-Ankabut; 45) Sidang Jum’at yang berbahagia! Tiap kali Al-Qur’an menerangkan perihal sholat kaum munafik, cukup dengan dikatakan ‘MUSHOLLIN’ artinya orang yang sholat, tetapi setiap memerintahkan dan mensifatkan sholat orang mukmin, maka dikatakan ‘MUQIMASHOLAH’ artinya yang mendirikan sholat. Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an: “Ya Tuhanku, jadikanlah aku anak cucu orang yang tetap mendirikan sholat. Ya Tuhan kami perkenakanlah do’a kami” (QS. Ibrahim: 40). Marilah kita berusaha sekuat tenaga agar sholat meningkat kepada derajat MUQIMASHOLAH, sehingga menumbuhkan keteguhan iman, berakhlak mulia serta dapat mendorong cara hidup dan berfikir yang lebih maju. Bila semua itu sudah menjadi kenyataan , maka itu suatu tanda bahwa kita telah meningkat dari orang yang Cuma sekedar sholat menjadi orang yang benar-benar mendirikan sholat.