Rabu, 28 Juli 2010

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar

Upaya yang dilakukan oleh guru atau pemberi materi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada Ekstrakurikuler ROHIS ini adalah : 1. Penguasaan bahan pelajaran Guru harus menguasai bahan pelajaran sebaik mungkin, sehingga dapat membuat perencanaan pelajaran dengan baik, memikirkan variasi metode, cara memecahkan persoalan dan membatasi bahan, membimbing siswa kearah tujuan yang diharapkan, tanpa kehilangan kepercayaan terhadap dirinya. 2. Cinta kepada yang diajarkan Guru yang mencintai pelajaran yang diberikan, akan berusaha mengajar dengan efektif, agar pelajaran itu dapat menjadi milik siswa sehingga berguna bagi hidupnya kelak. Guru yang cinta pada pekerjaannya, akan menyadari pula bahwa mengajar adalah profesinya, sehingga pantang mundur walaupun banyak mengalami kesulitan dalam tugasnya. Ia berusaha mengatasi ketekunan, ketelatenan dan kesabaran. 3. Pengalaman pribadi dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa Pengetahuan yang dibawa siswa dari lingkungan keluargannya, dapat memberi sumbangan yang besar bagi guru untuk mengajar. Latar belakang kebudayaan, sikap dan kebiasaan, minat perhatian dan kesenangan berperan pula terhadap pelajaran yang akan diberikan . Guru perlu meneliti hal-hal tersebut, termasuk juga kemampuan dan prestasi siswa, dengan cara apa saja yang dapat mengungkapkan masalah itu. 4. Variasi Metode Waktu guru mengajar bila hanya menggunakan salah satu metode maka akan membosankan, siswa tidak tertarik perhatiannya pada pelajaran. Dengan variasi metode dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa. 5. Seorang guru harus menyadari bahwa dirinya tidak mungkin menguasai dan mendalami semua bahan pelajaran. Maka seorang guru harus selalu menambah ilmunya, dan mengadakan diskusi ilmiah dengan teman seprofesi, agar dapat meningkatkan kemampuan mengajar. 6. Bila guru mengajar harus selalu memberikan pengetahuan yang aktual dan dipersiapkan sebaik-baiknya. Pengetahuan yang aktual akan menarik minat siswa, karena mereka saat itu sedang mengalami peristiwa itu juga, Sehingga pelajaran guru akan menimbulkan rangsangan yang efektif dalam belajar siswa. 7. Guru harus berani memberikan pujian. Pujian yang diberikan dengan tepat, dapat mengakibatkan siswa mempunyai sikap yang positif, dari pada guru selalu mengkritik dan mencela. Pujian dapat menjadi motivasi belajar siswa dengan psitif. 8. Seorang guru harus mampu menimbulkan semangat belajar secara individual. Masing-masing siswa mempunyai perbedaan dalam pengalaman, kemampuan dan sifat-sifat pribadi yang lain, sehingga dapat memberikan kebebasan dan kebiasaan pada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dan penuh inisiatif dan kreatif dalam pekerjaannya. (Slameto, 2003: 95-96)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sangatlah penting, hal ini dikarenakan dalam rangka membantu anak didik dalam mencapai prestasi yang sebaik-baiknya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Berdasarkan pada pendapat tersebut di atas, maka untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Faktor Intern Adapun yang termasuk didalam faktor yang berasal dalam individu peserta didik ini di antarannya adalah : a. Faktor Jasmaniah 1) faktor Kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. 2) Cacat tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Keadaan cacat tubuh yang paling urgen apabila terdapat kecacatan pada pancaindra karena seseorang mengenal dunia sekitarnya dan belajar dengan mempergunakan pancaindrannya. (Suryabrata, 2006: 236). Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu. b. Faktor Psikologis Di dalam faktor psikologis, sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang mempengaruhinya di dalam proses belajar di antarannya sebagai berikut : 1) Intelagensi Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. 2) Perhatian Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat mejamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya. 3) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar. Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapatlah diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dpelajari itu. 4) Bakat Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau melatih. orang yang berbakat mengetik , misalnya akan lebih cepat dapat mengetik dengan lancar dibandingkan dengan orang lain yang kurang atau tidak berbakat di bidang itu. Dari uraian di atas jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi belajar. jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu. Adalah penting untuk mengetahui bakat siswa dan menempatkan siswa belajar disekolah yang sesuai dengan bakatnya. 5) Motif Motif erat kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai. Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah. (Purwanto, 2004: 73). Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi unuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendirisebagai daya penggerak atau pendorongnya. 6) Kematangan Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus-menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakankecakapannya sebelum belajar. 7) Kesiapan Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematanganberarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. akesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnnya akan lebih baik. c. Faktor Kelelahan Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tumbuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak atau kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala dengan dengan pusing-pusing sehingga sulit untuk konsentrasi seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja. 2. Faktor Ekstern Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu : a. Faktor Keluarga Keluarga merupakan faktor yang pertama kali memberikan pengaruh terhadap anak dalam belajar. Karena pendidikan yang pertama kali adalah dari dalam keluarga. Adapun faktor-faktor yang memberikan pengaruh dari dalam keluarga adalah: 1. Cara orang itu dalam mendidik anak 2. Relasi antar anggota keluarga 3. Suasana atau keadaan rumah 4. Keadaan ekonomi keluarga 5. Latar belakang kebudayaan b. Faktor Sekolah Sekolah merupakan lapangan pendidikan yang kedua bagi anak didik, oleh karena itu sekolah mempunyai pengaruh terhadap proses belajar anak didik. Adapun yang termasuk faktor yang memberikan pengaruh bagi belajar anak di lingkungan sekolah di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Metode mengajar yang di sampaikan oleh guru 2. Kurikulum 3. Relasi antar guru dengan siswa 4. Relasi antar siswa dengan siswa 5. Disiplin Sekolah 6. Alat pengajaran, dan lain-lain. c. Faktor Masyarakat Masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat dimana seseorang hidup dan berinteraksi satu sama lainnya. Dari sini dapat timbul berbagai macam bentuk tingkah laku yang dapat mempengaruhinnya. Begitu juga pada diri anak didik, baik secara langsung maupun secara tidak langsung dapat mempengaruhi aktifitas belajarnya. Adapun faktor yang memberikan pengaruh di dalam masyarakat antara lain : 1. Kegiatan siswa dalam masyarakat 2. Teman bergaul 3. Bentuk kehidupan masyarakatnya Berdasarkan pada faktor-faktor yang ada di dalam masyarakat tersebut, maka perlu diusahajan lingkungan yang baik, agar dapat memberikan pengaruh yang positif kepada anak, sehingga mereka dapat belajar dengan tenang untuk meraih prestasi yang baik.(Slameto, 2003 : 54-71).

Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari ( Bari Djamarah, 1994: 21). Menurut James O. Wittaker belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. sedangkan menurut Cronbach belajar yang efektif adalah melalui penglaman. Dan menurut Howard L. Kingsley belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan (Dalyono, 2006: 104). Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan 2 unsur yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan sebagai hasil dari proses belajar. Sehingga dilihat dari pengertian prestasi dan belajar tersebut maka dapat diambil kesimpulan prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan. Bentuk perubahan dari hasil belajar meliputi tiga aspek, yaitu : a). Aspek kognitif meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan pengetahuan dan perkembangan eterampilan/kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut. b). Aspek efektif meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap mental, perasaan dan kesadaran. c). Aspek psikomotor meliputi perubahan-perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan motorik. (Daradjat, 1995: 197) Prestasi belajar siswa yang diperoleh dalam proses belajar-mengajar disekolah dapat dilihat dan diketahui dari nilai hasil ujian semester, yang kemudian dituangkan dalam daftar nilai raport. Nilai tersebut merupakan nilai yang dapat dijadikan acuan berhasil tidaknya siswa belajar serta dijadikan acuan berhasil tidaknya proses belajar mengajar di kelas. Penilaian prestasi siswa yang dicantumkan dalam rapot, bisa berbentuk anka jiga berbentuk huruf. Prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu yang telah dipelajarinya, akan tetapi juga keberhasilan sebagai indikator kualitas institusi pendidikan di tempat dia belajar.

Pengertian Prestasi

Prestasi menurut kamus besar bahasa indonesia adalah hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Sedangkan menurut Saifuddin Azwar (2007: 8) memberikan pengertian bahwa prestasi yaitu memiliki tujuan mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Sementara para ahli memberikan pengertian mengenai kata prestasi sebagai berikut : 1. Wjs Poerwadarminta berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). 2. Mas’ud Khasan Abdul Qohar prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. 3 Nasrun Harahap dan kawan-kawan berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. ( Bari Djamarah, 1994 : 19) Jadi, prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.

Urgensi Pendidikan

Manusia memiliki potensi untuk dididik dan mendidik sehingga mampu menjadi kholifah di bumi, pendukung dan pengembang kebudayaan. Ia dilengkapi dengan fitrah Allah, berupa bentuk atau wadah yang dapat diisi dengan berbagai kecakapan dan keterampilan yang dapat berkembang, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk yang mulia. Pikiran, perasaan dan kemampuannya berbuat merupakan komponen dari fitrah itu. Itulah fitrah Allah yang melengkapi penciptaan manusia sebagaimana dalam firman Allah QS. Ar-Rum ayat 30 : (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. Firman Allah yang berbentuk potensi itu tidak akan mengalami perubahan dengan pengertian bahwa manusia terus dapat berpikir, merasa dan bertindak dan dapat terus berkembang. Fitrah inilah yang membedakan antara manusia dengan makhluk Allah lainnya dan fitrah ini pula lah yang membuat manusia itu istimewa dan lebih mulia yang sekaligus berarti bahwa manusia adalah makhluk paedagogik (Daradjat, 2008: 16). Pendidikan sangat penting untuk menunjang kemampuan berpikir seseorang, pendidikan dapat diperoleh dari mana saja dan kapan saja asalkan berdampak positif bagi orang tersebut. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal, tempat berlangsungnya proses belajar dan mengajar, karena itu sekolah harus berperan aktif menjawab tantangan-tantangan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan, Tekhnologi, Sosial, Budaya dan Keagamaan lingkungan masyarakat. Sekolah dalam hal ini adalah tempat untuk mengajar dan mendidik anak. Sekolah memiliki peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh siswa-siswi, sekolah didirikan dengan tujuan agar anak didik maju ketingkat yang lebih tinggi. Tujuan sekolah yaitu mendidik anak-anak dengan pendidikan yang sebenarnya sehingga mereka menjadi anggota yang bermanfaat dalam masyarakat di kemudian hari, apabila anggota itu buruk dan lemah niscaya masyarakat akan buruk dan lemah juga apabila tiap-tiap anggota masyarakat itu sempurna, niscaya masyarakat itu akan sempurna pula. (Hasbullah, 2009: 46) Orang tua menyerahkan anaknya ke sekolah, supaya guru mendidik anak tersebut dengan sebaik-baiknya. Orang tua tidak melaksanakan pendidikan dengan sendirinya sebab itu, sekolahlah yang diharapkannya, untuk menyempurnakan pendidikan itu. Kehidupan masa sekarang dengan berkembangnya zaman, seseorang haruslah memeliki ilmu pengetahuan dan pengalaman untuk menempuh gelombang kehidupan yang hebat baik dari segi keilmiahan maupun dari segi amal perbuatan, ataupun dari segi keagamaan. Untuk tercapainya semua itu haruslah saling membantu antar orang tua, sekolah dan masyarakat secara keseluruhan, agar tercapai pendidikan yang sempurna. Pendidikan bukanlah sekedar seorang guru mengajarkan pengetahuan dan melatih keterampilan kepada siswa dalam melaksanakan sesuatu, tetapi harus lebih luas dari pada itu, yaitu pendidikan harus dilakukan untuk membentuk kepribadian anak sesuai dengan ajaran agama. Semakin bertambahnya usia anak maka semakin banyak pula rintangan yang dihadapinnya, apalagi ketika usia anak memasuki remaja, kesatuan arah pendidikan yang dilalui oleh remaja akan sangat membantu perkembangan mental dan pribadinya. pendidikan agama yang diterima sejak kecil, baik dirumah, di sekolah maupun di masyarakat akan membawa akibat sangat berbahaya terhadap hari depan seseorang bahkan sampai tuanya. Maka di dalam agama islam pemuda atau remaja sangatlah diutamakan pendidikannya, apalagi untuk menghadapi tantangan zaman. Pendidikan agama yang baik, tidak saja memberikan manfaat bagi seorang pemuda atau remaja, akan tetapi membawa manfaat terhadap masyrakat dan lingkungannya bahkan masyarakat ramai dan umat manusia seluruhnya. Dengan demikian penting suatu agama bagi seseorang. Dalam mengikuti pendidikan siswa selalu berusaha untuk mendapat lebih meningkatkan kesempurnaan pribadinya. Maka mereka juga ingin berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan untuk mengembangkan syiar agama. Dengan mengikuti pendidikan siswa atau remaja selalu berusaha untuk ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan umum maupun pengetahuan agama, dan pengetahuan itu telah memenuhi otak remaja, di samping itu juga remaja sedang berusaha untuk mencapai peningkatan dan kesempurnaan pribadi maka remaja pun ingin mengembangkan agama, mengikuti perkembangan atau alur jiwanya yang sedang berkembang dan tumbuh. Remaja ingin menonjolkan dirinya, ingin diikut sertakan dalam berbagai kegiatan di masyarakat termasuk kegiatan keagamaan, guru dan masyarakat hendaknya dapat memberikan peluang bagi mereka untuk dapat ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, terutama yang berhubungan dengan agama. Pendidikan pada tingkat menengah ini sepertinnya segala sesuatunya akan dipersiapkan, baik itu keadaan siswa didalam lingkungan masyarakat sekitarnya, diharapkan siswa sudah mampu untuk mengadakan hubungan interaksi sosial didalam masyarakat, keluarga dan sekolah dengan baik bahkan kemampuan siswa untuk memfilter kebudayaan yang ada maupun kebudayaan yang datang dari luar lingkungannya, bahkan akan dipersiapkannya untuk dapat melanjutkan pada pendidikan tingkat tinggi (PT). Maka pendidikan seseorang adalah dilaksanakan untuk menghimpun kecerdasan sesorang yang berdasarkan ilmu pengetahuan dan kecakapan dalam perbuatan di dalam masyarakat, keluarga, dan sekolah serta cakap di dalam melaksanakan pekerjaan. Dalam salah satu program belajar mengajar antara guru dan siswa adalah kegiatan di dalam membina atau pembinaan ibadah, dengan mengadakan sholat secara bersama-sama pada waktunya melibatkan para siswa pada peringatan hari-hari besar Islam seperti pembangunan Masjid, mengumpulkan sedekah, pemotongan hewan qurban, rebana, ceramah, diskusi keagamaan dan lain sebagainya baik itu yang dilaksanakan disekolah maupun yang dilaksanakan di dalam masyarakat. Setelah penulis paparkan sedikit urgensi pendidikan pada kehidupan manusia, ada baiknya dipahami terlebih dahulu mengenai pendidikan agama Islam. Terdapat beberapa pengertian terhadap Pendidikan Agama Islam menurut Zakiah Daradjat (2008 :86), yaitu : a) Pendidikan Agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life). b) Pendidikan Agama Islam ialah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran Islam. c) Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalaui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selasai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak. Dengan demikian pendidikan Agama Islam merupakan suatu pendidikan yang bekesadaran dan bertujuan sangat mulia, di dalam tujuan hidup manusia diberi kesempatan sesuai dengan batas waktu yang telah diciptakan Allah melalui musnahnya dunia fana ini. Dengan diciptakannya manusia dan alam sekitar sebagai makhluk yang baru, yang kemudian hari akan dihisap atau diperhitungkan dan dibalas sesuai dengan amal perbuatannya. Konsepsi tentang alam semesta ini beserta manusia memperjelas bahwa keberadaan manusia dimuka bumi ini bukanlah hanya sekedar suatu penghambaan, ketundukan kepada Allah dan mencari kesenangan di dunia ini saja, akan tetapi di dalam Al-Qur’an telah tercantum di dalam surat Az-Zariayat : 56 yang berbunyi : Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku Begitu pentingnya tugas manusia di muka bumi ini, pendidikan haruslah mempunyai tujuan yang sama dengan penciptaan manusia. Bagaimanapun pendidikan agama Islam merupaka syarat terhadap pengembangan nalar dan penataan prilaku didalam kehidupan sehari-hari dalam berinteraksi sesama dengan makhluk Allah. Perealisasian pendidikan agama Islam tidaklah hanya diartikan sebagai upaya manusia yang berfokus pada aspek ritualnya saja. Sebagaimana tujuan dari pendidikan Islam secara khusus yaitu: 1. Memperkenalkan kepada generasi muda akan akidah-akidah Islam, dasar-dasarnya, asal-usul ibadat, dan cara-cara melaksanakannya dengan betul, dengan membiasakan mereka berhati-hati, mematuhi akidah-akidah agama dan menjalankan serta menghormati syiar-syiar agama. 2. Menumbuhkan kesadaran yang betul pada diri pelajar terhadap agama termasuk prinsip-prinsip dan dasar-dasar akhlak yang mulia. 3. Menambah keimanan kepada Allah pencipta alam, juga kepada malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab, dan hari akhir. 4. Menumbuhkan minat generasi muda untuk menmbah pengetahuan dalam adab dan pengetahuan keagamaan agar patuh mengikuti hukum-hukum agama dengan kecintaan dan kerelaan. 5. Menanamkan rasa cinta dan penghargaan kepada Al-Qur’an, berhubungan dengannya , membaca dengan baik, memahaminya, an mengamalkan ajaran-ajarannya. 6. menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah dan kebudayaan Islam dan pahlawan-pahlawan dan mengikuti jejak mereka. 7. Menumbuhkan rasa rela, optimisme, kepercayaan diri, tanggung jawab, menghargai kewajiban, tolong -menolong atas kebaikan dan taqwa, kasih sayang, cinta kebaikan, sabar, perjuangan untuk kebaikan, memegang teguh prinsip-prinsip, berkorban untuk agama dan tanah air, serta siap untuk membelannya. 8. Mendidik naluri, motivasi, keinginan generasi muda dan membentengi mereka menahan motivasi-motivasinya, mengatur emosi dan bimbingannya dengan baik. Begitu juga mengajar mereka, berpegang dengan adab kesopanan pada hubungan dan pergaulan mereka, baik dirumah, sekolah atau ditempat lainnya. 9. Menambah iman yang kuat kepada Allah pada diri mereka, menguatkan perasaan agama, menyuburkan hati mereka dengan kecintaan, zikir dan takwa kepada Allah. 10. Membersihkan hati mereka dari dengki, iri hati, benci, kezaliman, egoisme, tipuan, khianat, nifaq, ragu, perpecahan dan perselisihan. (Rosyadi, 2009: 171-172) Jadi pendidikan agama Islam yang telah terkonsep sedemikian rupa sempurnannya akan dapat mendidik para siswa agar menjadi panutan dan tauladan baik bagi keluargannya maupun masyarakat di sekelilingnya, mendidik agar menjadi insan yang berbudi luhur dan mempunyai prilaku yang mulia, mengarahkan bagi mereka yang telah tergelincir agar bisa diharapkan nantinya kembali lagi kejalan yang benar.

Ekstrakurikuler Rohani Islam (ROHIS)

1. Pengertian Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler adalah wahana pengembangan pribadi peserta didik melalui berbagai aktivitas baik yang terkait langsung dengan materi kurikulum, sebuah bagian yang tak terpisahkan dari kelembagaan sekolah. (Freehesting net) Sedangkan menurut kamus besar bahasa indonesia Ekstrakurikuler adalah sesuatu kegiatan yang berada diluar program yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. (Alwi, 2005: 291) Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler mencakup semua kegiatan di sekolah yang tidak diatur dalam kurikulum. Sebagian dari kegiatan ekstrakurikuler dikoordinir dan dilaksanakan oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). 2. Ekstrakurikuler Rohani Islam (ROHIS) Ekstrakurikuler ROHIS adalah sekumpulan orang-orang atau kelompok orang atau wadah tertentu dan untuk mencapai tujuan atau cita-cita yang sama dalam badan kerohanian, sehingga manusia yang tergabung di dalamnya dapat mengembangkan diri berdasarkan konsep nilai-nilai keislaman dan mendapatkan siraman kerohanian. Salah satu contoh pergerakan yang dilakukan ekstrakurikuler ROHIS menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada kejahatan, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Ali Imran ayat 110 Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. Sebagian salah satu media atau wadah dalam mencegah perbuatan yang mungkar dan menyuruh kepada hal yang kebaikan dalam perealisasian dan pengaplikasiannya. Dalam gerak langkah hidup terutama di lingkungan sekolah maka terbentuklah ekstrakurikuler Rohani Islam (ROHIS) di SMAN 7 Kota Bengkulu yang khusus bergerak di bidang keagamaan, dimana hal-hal tersebut dapat berfungsi sebagai katalisator yang mampu menciptakan suatu suasana yang kondusif kehidupan agamis dilingkungan sekolah sehingga tercipta insan yang bertaqwa dengan tetap memegang teguh norma-norma agama terutama pada era yang sudah mengglobal seperti zaman sekarang ini yang merupakan suatu tantangan bagi Rohis, suasana yang lebih maju tak jarang menjerumuskan seseorang melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma-norma agama. Pada awal berdirinya ekstrakurikuler Rohis ini dipelopori oleh beberapa orang siswa yang kritis dengan melihat tantangan era globalisasi yang serba modern dan kebudayaan yang semakin kesulitan untuk difilter tidak hanya akhlak tetapi juga pengetahuan tentang agama Islam yang semakin kurang terpelihara dengan baik, para remaja seraya alergi untuk gabung ketempat-tempat yang berbasis agama karena pemikiran mereka pengajian-pengajian hanya menghabiskan waktu, menjenuhkan dan tidak dikatakan anak gaul, hal tersebutlah yang sangat memberatkan remaja untuk eksis di organisasi keislaman tersebut karena yang mereka banggakan adalah identitas diri terhadap gemerlapnya dunia. Dengan beberapa siswa mengadakan kerja sama dengan kepala sekolah dan para dewan guru di bidang agama maka terbentuklah ekstrakurikuler Rohis dengan beberapa pengurus dibawah tanggung jawab kepala sekolah SMAN 7 Kota Bengkulu sebagai suatu wadah keagamaan yang bergerak secara independen dimana wadah tersebut dikelola dan dikembangkan oleh siswa serta pembinarohis itu sendiri sehingga secara struktural dan operasionalnya sudah dapat dikatakan sebagai suatu lembaga yang mempunyai kepengurusan, tujuan atau maksud yang hendak dicapai secara jelas. Pada dasarnya penyelenggaraan kegiatan ekstra kurikuler dalam bidang proses belajar mengajar di sekolah ditujukan untuk menggali dan dapat memberi motivasi siswa di dalam bidang tertentu. Karena itu aktivitas ekstra kurikuler harus disesuaikan dengan bakat dan hobi, serta kondisi siswa sehingga melalui ekstra kurikuler siswa dapat memperjelas identitas dirinya sendiri. Kegiatan inipun harus ditujukan untuk membangkitkan semangat, dinamika dan optimisme siswa sehingga mereka mampu untuk mencintai sekolahnya dan menyadari posisinya di tengah-tengah masyarakat. Hal lain yang bisa diperoleh siswa di dalam kegiatan ekstra kurikuler adalah pemenuhan terhadap kebutuhan psikologis siswa, baik itu merupakan suatu penghargaan terhadap kegiatannya, permainannya dan kegembiraannya atau bisa saja bahwa kegiatan ekstra kurikuler tersebut adalah sebagai motivasi atau memberikan kesempatan kepada siswa untuk melepaskan kejenuhan siswa terhadap kegiatan belajar secara formal, berjuang dengan sungguh-sungguh agar dapat berprestasi yang gemilang. Salah satu hal yang dapat menunjang prestasi tersebut melalui kegiatan ekstrakurikuler yang biasannya disusun bersamaan dengan penyusunan kisi-kisi kurikulum dan materi pelajaran. Aplikasi kegiatan ekstrakurikuler cenderung kurang menunjukkan hubungan signifikansi dengan tujuan-tujuan yang tertera di dalam kurikulum, akibatnya siswa kurang menunjukkan sering kali menganggap bahwa kegiatan ekstra kurikuler merupakan hanya sebuah wadah atau tempat bagi mereka untuk bersenang-senang, bergembira mendapatkan keuntungan atau suatu tempat bagi mereka atau siswa untuk mendapatkan keuntungan atau kemenangan. Tidak terlepas pula di sekolah menengah atas Negeri 7 di kota bengkulu terdapat kegiatan ekstra kurikuler yang dinamakan Rohani Islam (ROHIS) SMAN 7 Bengkulu. Di dalam proses kegiatan ekstrakurikuler ini, yang dilembagakan di bentuk menjadi suatu organisasi yang mempunyai suatu badan pengurusnya, proses suatu kegiatan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Organisasi kerohanian Islam yang terbentuk di sekolah menengah negeri (SMAN) 7 Bengkulu merupakan salah satu kegiatan ekstra kurikuler yang dapat dikatakan dalam suatu organisasi kerohanian Islam. Kegiatan ini bergerak di bidang pengembangan potensi siswa didalam memahami, mendalami nilai-nilai Agama Islam. Organisasi ini di bawah naungan kepala sekolah selaku penanggung jawab. Dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari atau operasionalnya dilaksanakan oleh OSIS yang bekerja sama dengan guru, siswa dan pemberi materi. Di mana setiap komponen tersebut mempunyai peran-peran terpenting sendiri demi terlaksananya semua program dan untuk menunjukkan kemajuan setiap intelektual siswa itu sendiri. 3. Tujuan, Visi da Misi ROHIS a. Tujuan Tujuan sangat penting karena memberi arah aktivitas yang dilakukan. Tujuan ROHIS tidak hanya berorientasi duniawi tetapi juga ukhrawi. Statement tujuan dinafasi nilai-nilai Islam, misalnya : “Terbinanya pelajar yang beriman, berilmu dan beramal shalih dalam rangka mengabdi kepada Allah untuk memperoleh keridlaan-Nya “. b. Visi Visi memberi gambaran di masa depan. Visi diharapkan dapat menjadi bagian cita-cita yang akan direalisasikan. Visi ROHIS perlu dinyatakan secara jelas, mudah dipahami dan realistis, misalnya: “Insya Allah, menjadi organisasi da’wah di sekolah yang handal, kreatif dan bermanfaat bagi pelajar”. c.Misi Misi merupakan jalan yang harus ditempuh dalam mencapai tujuan.Contoh misi rohis adalah: 1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa. 2) Menyimpan, membuat dan mempublikasikan informasi Da’wah Islam. 3) Menyelenggarakan pelayanan, pengkajian dan pelatihan Da’wah Islam yang berkualitas untuksiswa. 4) Menambah khazanah wawasan tentang Agama Islam. http://immasjid.com/cetak.php?id=749 Oleh Riyanti, Mahasiswi STAIN Bengkulu